Kamis, 19 Juli 2012

NABI MUHAMMAD SAW


Tidak ada satu kejadianpun yang terjadi di muka bumi ini terlepas dari kehendak dan pengetahuan Allah, tidak juga bencana yang menimpa saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera Utara. Yang pasti ada Hikmah yang terkandung dalam setiap kejadian itu. Remungkan dan petik hikmahnya. Sudah empat pekan berlalu dari musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera Utara. Banyak 'ibrah (pelajaran) dan Hikmah yang dapat kita ambil untuk kemudian menjadikan kita lebih mendekatkan diri kepada sang Khaliq. Sebagaimana banyak pula kejadian luar biasa yang mencengangkan kita semua, di
antaranya yang sering kita lihat melalui media televisi adalah kokohnya masjid Baitur Rahman di Banda Aceh. Masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh ini tetap tegar berdiri dimana banyak tempat-tempat yang  lainnya hanyut dibawa arus yang deras dan tinggi. Hal ini mengingatkan kita pada symbol dan kebanggaan umat Islam yang menjadi kiblat dalam shalat mereka yaitu ka'bah yang tetap tegar berdiri semenjak dibangunnya hingga kini meskipun sering mengalami bencana yang tidak kalah dahsyatnya dengan bencana yang menimpa Aceh dan Sumatera Utara. Masih ingat dalam benak air bah yang diturunkan oleh Allah pada masa Nabi Nuh. Air ketika itu tidak hanya bersumber dari bumi tapi juga turun dari langit bagaikan air
laut yang ditumpahkan. Tidak hanya dalam
hitungan jam tapi selama 5 bulan air bah
tersebut menggenang dan menghanyutkan
semua yang ada di permukaan bumi. Tapi,
Allah melindungi Baitullah Ka'bah al
Musyarrafah dari air bah yang begitu
dahsyatnya sekaligus untuk menunjukkan
keagungan dan kekuasaanya.
Begitu juga ketika tentara Abrahah ingin
menghancurkan Ka'bah Allah melindunginya
dengan mengirim burung yang menghancurkan
mereka.[]
Tahun Gajah Dan Usaha
Penghancuran Ka'bah
Yaman termasuk salah satu daerah di
Jazirah Arab yang menjadi saksi bisu sejarah
perkembangan peradaban bangsa Arab dari
dulu hingga sekarang. Pada beberapa kurun,
tepatnya di masa Jahiliyah, Yaman dikuasai
oleh Kerajaan Habasyah sampai masa
kepemimpinan Raja Habasyah terakhir Saif
ibn Dzi Yazin, sebelum akhirnya Yaman
ditaklukkan dan dijajah oleh Perancis selama
beberapa tahun. Selama berada di bawah
kekuasaan Kerajaan Habasyah banyak sekali
peristiwa-peristiwa bersejarah yang
berpengaruh pada perkembangan Bangsa
Arab di antaranya adalah peristiwa Tahun
www.darulfatwa.org.au
Gajah dan usaha penghancuran Ka’bah yang
terjadi pada masa kekuasaan Abrahah ibn
ash-Shabbah al-Asyram.
Pada saat itu orang-orang Arab banyak
berdatangan ke Mekkah untuk menziarahi
Ka’bah yang terdapat di sana, sehingga kota
Mekkah dan sekitarnya menjadi ramai
dikunjungi orang. Hal ini menimbulkan niat
jahat pada diri Abrahah, ia berkeinginan
untuk mengubah persepsi orang-orang yang
berkeyakinan bahwa Ka’bah adalah rumah
suci, sehingga mereka ramai mengunjunginya,
ia ingin agar orang-orang berkunjung ke
Yaman bukan ke Mekkah. Ia akhirnya
membangun sebuah bangunan dengan
arsitektur yang indah dan menawan yang
ditempatkan di Sana’a dan diberi nama
“Qullais”, dengan tujuan agar orang-orang
berkunjung ke Yaman bukan ke Mekkah lagi.
Niat jahat Abrahah ini diketahui dan
tersebar luas di kalangan bangsa Arab setelah
ia menulis surat yang ditujukan ke penguasa
Habasyah pada saat itu, dalam suratnya ia
menceritakan bahwa pendirian bangunan
yang dimaksudkan agar menjadi saingan dari
Ka’bah telah selesai, seraya ia berkata: “Saya
tidak akan berhenti di sini, sebelum saya
kerahkan semua bangsa Arab untuk
menziarahi Yaman”.
Sudah pasti, perbuatan Abrahah ini
menimbulkan kemarahan dari seluruh bangsa
Arab. Seorang laki-laki dari Bani Fuqaim
mendatangi bangunan tersebut, lalu duduk
dan buang air di sana dengan maksud
menghinanya. Setelah tahu akan hal itu,
Abrahah langsung marah dan bersumpah
akan menghancurkan Ka’bah. Seluruh
pasukan disiapkan untuk berangkat ke
Mekkah, di antara barisan pasukan terdapat
tiga belas gajah yang dipimpin oleh seekor
gajah yang sangat kuat yang diberi nama
“Mahmoud”. Mendengar hal itu orang-orang
Arab berusaha menghalangi pasukan Abrahah
agar jangan sampai mendatangi Mekkah.
Beberapa orang berusaha menghalang-halangi
mereka, di antaranya salah seorang pembesar
www.darulfatwa.org.au
Yaman dari bangsa Arab yang dijuluki Dzu
Nafar, namun usahanya tidak berhasil dan
akibatnya ia malah dijadikan tawanan. Begitu
juga Nufail ibn Habib al-Khats’amy yang
akhirnya mengalami nasib yang sama seperti
Dzu Nafar.
Sesampainya di Thaif, Bani Tsaqif
mengirim seorang penunjuk jalan yang
bernama Abu Rughal, ia ditugasi untuk
menunjukkan jalan sampai ke sebuah tempat
yang bernama al-Mughammis (berada di
dekat Mekkah di sekitar jalan antara Thaif –
Mekkah). Sesampainya di al-Mughammis,
Abu Rughal mati dan dikuburkan di sana
(orang-orang Arab jika melewati kuburannya
mereka melempari kuburan tersebut dengan
batu). Kemudian Abrahah mengirim seorang
utusan ke Mekkah yang bernama al-Aswad
ibn Maqsud dan berhasil merampas beberapa
harta orang-orang Mekkah baik dari kabilah
Quraisy atau yang lainnya, di antara hartaharta
tersebut terdapat 200 ekor unta
kepunyaan Abdul Muththalib ibn Hasyim
(kakek Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam),
selanjutnya Abrahah juga mengirim utusan
lagi yang bernama Hunathah al-Himyari
yang ditugaskan untuk mencari pemuka dan
pembesar Mekkah, Abrahah berpesan: “Cari
tahu siapa pembesar dan pemuka daerah ini,
katakan padanya bahwa aku tidak ingin
berperang, tapi hanya ingin menghancurkan
Ka’bah”, Hunathah pun melakukan tugasnya
dan menemui Abdul Muththalib, lalu Abdul
Muththalib menjawab: “Ia tidak mau
berperang dengan kita, dan kita pun tidak ada
urusan dengannya, kita akan membiarkan apa
yang ingin ia lakukan, sesungguhnya ini
adalah Rumah Allah yang suci (rumah tempat
menyembah Allah), dan rumah kekasih-Nya
Ibrahim ‘alaihi salam, jika Allah melindunginya
maka itulah kehendak Allah karena ini adalah
rumah Allah dan tanahnya yang suci, dan jika
Ia menghalangi Abrahah maka itu adalah
kekuasaanNya, demi Allah kita tidak punya
kekuatan apapun”, lalu Hunathah
menawarkan: “Ikutlah denganku untuk
www.darulfatwa.org.au
menemui Abrahah”. Mereka berdua pun
berangkat, dan sesampainya di perkemahan ia
dipertemukan dengan Abrahah. Melihat
Abdul Muththalib (sebenarnya namanya
adalah Syaibah) yang sangat berwibawa,
Abrahah menyambutnya dengan hangat,
bahkan ia sampai turun dari kursi lalu duduk
di sampingnya. Abrahah berkata kepada
penerjemahnya: “Tanyakan kepadanya apa
yang ia inginkan”, Abdul Muththalib
menjawab: “Aku hanya ingin agar al-Aswad
mengembalikan unta-untaku yang berjumlah
200 ekor”. Abrahah berkata kepada
penerjemahnya: “Katakan padanya bahwa
aku sangat kagum dan heran kepadanya, aku
datang ke sini untuk menghancurkan rumah
yang menjadi symbol agamanya dan agama
nenek moyangnya, tapi ia tidak
memperdulikan itu sama sekali, ia malah
bertanya mengenai untanya yang telah aku
ambil”, Abdul Muththalib menjawab: “Aku
adalah pemilik unta-unta itu, sementara
rumah ini juga ada yang menguasai dan
memilikinya yang akan melindunginya”.
Akhirnya Abrahah mengembalikan untauntanya.
Setelah menerima semua untanya
Abdul Muththalib kembali ke Makkah dan
membagi-bagikan unta-unta tersebut kepada
seluruh penduduk Makkah, sambil
menyerukan kepada mereka agar keluar dan
bersembunyi di atas gunung-gunung untuk
menghindari kekejaman pasukan Abrahah.
Lalu mereka pun pergi dan sebelum pergi
Abdul Muththalib bersama beberapa orang
berdiri di depan pintu Ka’bah dan berdo’a
agar Allah menyelamatkan Ka’bah dari
Abrahah dan pasukannya.
Abdul Muththalib bersama beberapa
orang Mekkah lainnya berlari ke atas gunung
untuk berjaga-jaga di sana dan mengawasi
apa yang akan dilakukan oleh Abrahah dan
pasukannya. Ketika Abrahah dan pasukannya
bersiap-siap masuk Mekkah dan menyiapkan
gajah “Mahmoud” dengan tekad bulat untuk
menghancurkan Ka’bah, tiba-tiba Nufail
mendekati “Mahmoud” dan memegangi
www.darulfatwa.org.au
telinganya seraya membisikkan: “Mahmoud!!!
Kembalilah ke tempat asalmu, sesungguhnya
sekarang engkau berada di tanah haram yang
suci”, seketika itu “Mahmoud” langsung
tersungkur dan Nufail pun berlari ke atas
gunung untuk berlindung. Beberapa pasukan
memukuli “Mahmoud” namun tetap tak mau
berdiri, akhirnya “Mahmoud” diputar
menghadap ke arah Yaman, anehnya
“Mahmoud” langsung berdiri dan berlari-lari
kecil, begitu juga ketika mereka
menghadapkannya ke arah Syam dan ke arah
Timur, “Mahmoud” melakukan hal yang
sama, namun setelah dihadapkan kembali ke
arah Mekkah ternyata “Mahmoud”
tersungkur lagi. Pada saat yang genting
seperti itulah Allah subhanahu wa ta’ala
mengirim sekawanan burung dari laut, setiap
burung membawa 3 batu, 2 di kaki dan 1 di
paruh, batu-batu tersebut berukuran lebih
besar dari biji tanaman adas dan lebih kecil
dari biji kacang, di setiap batu tertulis nama
orang yang akan dilempar dengan batu
tersebut, setelah dijatuhkan batu-batu tersebut
mengenai kepala masing-masing pasukan,
melukai bagian otak mereka dan menjatuhkan
mereka, seketika itu mereka langsung mati.
Sementara Abrahah mengalami luka parah,
bagian tubuhnya terpotong sedikit-demi
sedikit, sampai akhirnya dadanya terbelah,
hatinya keluar, dan akhirnya mati. Setelah itu
siksaan Allah pada mereka masih belum
berhenti, Allah mendatangkan banjir besar
yang menghanyutkan jasad mereka ke laut.
Satu-satunya orang yang berhasil lolos adalah
Abu Yaksum al-Kindi salah seorang menteri
Abrahah, namun ia tetap diikuti oleh seekor
burung sampai ia menemui an-Najasyi di
Habasyah, sesampainya di sana ia ceritakan
semua yang telah terjadi, setelah itu barulah
burung yang mengikutinya tersebut
melemparkan sebutir batu dan mengenai
kepalanya, akhirnya ia pun mati di hadapan
raja. An-Najasyi melihat sendiri dengan mata
kepalanya peristiwa yang sangat
menghebohkan itu terjadi. Dalam satu
www.darulfatwa.org.au
riwayat dikatakan oleh al-Qurthuby bahwa
60.000 orang penduduk Habasyah yang
dibawahi oleh Abrahah mati karena siksaan
dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Sesaat setelah peristiwa kehancuran
Abrahah dan pasukannya, Abdul Muththalib
dengan ditemani oleh Abu Mas’ud ats-
Tsaqafi turun dari atas gunung untuk melihat
keadaan Abrahah dan pasukannya, ia melihat
semua pasukan tergeletak dan tidak bergerak
sama sekali, kemudian digalilah olehnya dua
buah lubang besar untuk memendam emas
dan perhiasan dari harta kepunyaannya dan
kepunyaan Abu Mas’ud, setelah itu baru ia
panggil semua orang ke tempat itu, dan
mereka seakan menemukan harta yang sangat
banyak.
Setelah kejadian itu, kekuasaan Yaman
diserahkan oleh Habasyah kepada Yaksum
ibn Abrahah, dan ia berhasil menundukkan
Himyar dan seluruh daerah Yaman, setelah
itu baru Habasyah menyerbu Yaman,
membunuh semua laki-laki dewasa dan
menawannya, serta menikahi perempuannya
dan menjadikan anak-anak sebagai
penerjemah bahasa Arab.
Sebagian ulama mengatakan bahwa
peristiwa gajah ini adalah sebagai bukti
kebenaran dakwah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, beliau lahir pada tahun
terjadinya peristiwa gajah ini, yaitu tepatnya
pada tanggal 8 Rabiul Awwal (menurut
sebagian pendapat 12 Rabiul Awwal), ini
sebagai tanda kemuliaan Rasulullah,
sementara peristiwa gajah ini sendiri juga
disebutkan dalam al-Qur’an.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ألم تر كيف فعل ربك بأصحاب الفيل – ألم يجعل
كيدهم في تضليل - وأرسل عليهم طيرا أبابيل –
ترميهم بحجارة من سجيل – فجعلهم كعصف مأكول
www.darulfatwa.org.au
Maknanya: "Bukankah engkau mengetahui1
wahai Muhammad apa yang Tuhanmu perbuat
terhadap tentara-tentara gajah, bukankah Dia telah
menjadikan usaha mereka (untuk menghancurkan
ka'bah) sia-sia, dan Dia mengirimkan kepada
mereka burung yang berbondong-bondong, yang
melempari mereka dengan batu yang berasal dari
tanah dan tertulis nama-nama mereka yang harus
dilempar oleh burung-burung tersebut, lalu Dia
menjadikan mereka seperti daun-daun yang hancur
dimakan binatang ternak dan dilemparkannya dari
bawah, bagian tubuh pasukan Abrahah terpotongpotong
seperti bagian-bagian tanaman tersebut.[]
1 Para ulama tafsir mengatakan bahwa makna
yang tepat untuk lafadz تر dalam ayat ini adalah تعلم
(mengetahui) sebagaiamana yang diriwayatkan oleh al
Bukhari dalam shahihnya dari riwayat Mujahid. Ibn
Hajar al Asqalani dalam fath al bari meriwayatkan dari al
Farra- bahwa maknanya adalah تخبر (dikabarkan).
Makna-makna ini adalah logis karena Rasulullah ketika
itu masih bayi tidak mungkin melihat langsung kejadian
itu akan tetapi Allah memberitahukannya tentang
kejadian tersebut melalui wahyu.
Al Madinah Al Munawwarah
Madinah adalah kota yang penuh
berkah, kota yang menjadi tempat hijrah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari
Mekkah, sampai akhirnya beliau meninggal di
sana. Tanahnya pernah merasakan pijakan
kaki makhluk yang paling mulia Rasulullah
pemimpin seluruh umat dari zaman Nabi
Adam hingga akhir zaman, jalannya seakan
akrab dengan langkah kaki beliau, dan
sekarang bisa kita saksikan tanahnya yang
suci menjadi tempat disemayamkannya
Rasulullah dan dua orang sahabat beliau.
Madinah adalah markas kekuatan umat Islam
dalam berjihad menyebarkan kalimat tauhid
ke seluruh penjuru dunia. Madinah adalah
kota kedua yang paling mulia setelah Mekkah
al-Mukarromah.
www.darulfatwa.org.au
Madinah adalah kota yang istimewa,
banyak sekali hadits yang diriwayatkan
menceritakan tentang kemuliaan dan
keistimewaan kota Madinah, di antaranya
Rasulullah sahallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
من أحدث فيها حدثا أو آوى محدثا فعليه لعنة الله
والملائكة والناس أجمعين (رواه البخاري)
Maknanya: “Siapa saja yang berbuat kezaliman di
Madinah atau melindungi orang yang zalim di
sana, maka Allah, para malaikat dan seluruh
manusia akan melaknatnya” (HR. al Bukhari)
أمرت بقرية تأكل القرى يقولون يثرب وهي المدينة
تنفي الناس كما ينفي الكير خبث الحديد (رواه مسلم)
Maknanya: “Aku diperintah ke sebuah daerah
yang menguasai daerah-daerah lainnya, orangorang
menyebutnya Yatsrib, ialah madinah yang
membuang orang-orang kafir yang ada di
dalamnya, sebagaimana bara api membersihkan
besi dari karatan” (HR. Muslim)
Maksudnya malaikat akan mengangkut
jasad orang-orang kafir dan munafiq yang
mati di madinah di atas unta-unta hitam
untuk dikeluarkan dari Madinah, sebaliknya
akan membawa jasad orang-orang yang
bertaqwa yang meninggal di luar Madinah di
atas unta-unta putih untuk dibawa masuk ke
Madinah (Peristiwa ini sering kali disaksikan
di madinah).
Do’a yang sangat indah dan patut kita
amalkan pernah diucapkan oleh Sayyidina
Umar ibn al-Khattab sebagai berikut:
اللهم ارزقني شهادة في سبيلك ووفاة في بلد رسولك
Maknanya: “Ya Allah berilah aku mati syahid
dalam membela agama-Mu dan mati di negara
Rasul-Mu (al-Madinah)”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sering menyebut Madinah dengan “Thabah”,
sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari
bahwasanya setiap kali melihat madinah
www.darulfatwa.org.au
beliau selalu berkata: “ هذه طابة ”, dan beliau
juga pernah bersabda:
المدينة خير لهم لو كانوا يعلمون
Maknanya: “Madinah adalah berkah bagi umat
Islam jika mereka semua mengetahui”.
Rasulullah juga pernah memberi kabar
gembira bahwa iman akan kembali
(berlindung) Madinah, beliau bersabda:
إن الإيمان ليأرز إلى المدينة كما تأرز الحية إلى حجرها
(رواه مسلم)
Maknanya: “Sesungguhnya iman akan (kembali)
berlindung ke Madinah sebagaimana ular
berlindung di liangnya” (Muslim).
Rasulullah juga memperingatkan agar
jangan sampai ada orang yang melakukan
tipu daya kepada penduduk Madinah,
sebagaimana dipahami dari sabda beliau:
لايكيد أهل المدينة أحد إلا انماع كما ينماع الملح في
الماء (رواه البخاري)
Maknanya: “Orang yang menipu penduduk
Madinah sungguh ia akan hancur seperti leburnya
garam dalam air” (HR. al-Bukhari).
Termasuk tanda kemuliaan Madinah
adalah bahwasanya Dajjal –semoga Allah
melaknatinya- tidak akan bisa memasukinya,
munculnya Dajjal adalah salah satu tanda
kiamat kubra, bahkan ia yang nanti akan
pertama kali muncul. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
لا يدخل المدينة رعب المسيح الدجال لها يومئذ سبعة
أبواب على كل باب ملكان
Maknanya: “Dajjal tidak akan bisa memasuki
Madinah, karena Madinah dikelilingi oleh tujuh
pintu dan disetiap pintu terdapat dua malaikat”.
www.darulfatwa.org.au
على أنقاب المدينة ملائكة لا يدخلها الطاعون ولا
الدجال (رواه البخاري)
Maanya: “Di setiap jalan masuk ke kota
Madinah terdapat banyak malaikat, oleh karena itu
penyakit Tha’un dan Dajjal tidak akan bisa
memasukinya” (HR. al-Bukhari).
Diriwayatkan juga dari sahabat Anas ibn
Malik bahwa Rasulullah bersabda:
ليس من بلد إلا سيطؤه الدجال إلا مكة والمدينة ليس له
من نقاا نقب إلا عليه الملائكة صافين يحرسوا ثم
ترجف المدينة بأهلها ثلاث رجفات فيخرج الله كل
كافر ومنافق (رواه البخاري)
Maknanya: “Setiap daerah di permukaan bumi ini
akan dimasuki oleh Dajjal kecuali makkah dan
Madinah, karena di setiap pintu masuk kedua kota
tersebut terdapat malaikat-malaikat yang berbaris
dan menjaganya, lalu Madinah akan digoncang
tiga kali goncangan untuk mengeluarkan orangorang
kafir dan munafiq dari sana” (HR. al-
Bukhari).
Saking cintanya Rasulullah kepada
madinah beliau sampai berdo’a sebagai
berikut:
اللهم اجعل بالمدينة ضعفي ما جعلت بمكة من البركة
(رواه البخاري)
Maknanya: “Ya Allah berilah keberkahan bagi
Madinah dua kali lipat dari keberkahan Makkah”
(HR. al-Bukhari).
Juga termasuk kemuliaan yang agung
bagi Madinah adanya salah satu taman dari
taman-taman surga yang terletak di antara
rumah beliau dan mimbar masjid nabawi, hal
ini sebagimana disabdakan oleh Rasulullah:
ما بين بيتي ومنبري روضة من رياض الجنة (رواه
البخاري)
Maknanya: “Tempat di antara rumahku dan
mimbarku adalah taman surga” (HR. al-Bukhari).
www.darulfatwa.org.au
Said ibn Sakan meriwayatkan sebuah
hadits dan meshahihkannya sebagai berikut:
من جاءني زائرا لا تعمله حاجة إلا زيارتي كنت له
شفيعا أو شهيدا يوم القيامة
Maknanya: “Siapa saja yang menziarahiku, dan ia
tidak punya keinginan lain selain untuk
menziarahiku maka aku akan memberi syafaat
baginya dan aku akan menjadi saksi baginya pada
hari kiamat kelak”.
من زار قبري وجبت له شفاعتي
Maknanya: “Siapa saja yang menziarahi
makamku maka ia pasti akan mendapat syafa’at
dariku”.
Diriwayatkan oleh al-Hakim bahwa
Rasulullah bersabda:
ليهبطن عيسى بن مريم حكما مقسطا وليسلكن فجا
حاجا أو معتمرا وليأتين قبري حتى يسلم علي ولأردن
عليه
Maknanya: “Nabi Isa akan turun dari langit
sebagai penegak keadilan dan ia akan melakukan
perjalanan haji atau umrah, kemudian selanjutnya
ia akan menziarahi makamku seraya mengucapkan
salam kepadaku dan aku akan menjawab
salamnya”.
Tidak diragukan lagi, ziarah ke makam
Rasulullah adalah termasuk perbuatan yang
paling agung yang bisa mendekatkan diri
kepada Allah. Karena di tempat itulah
terdapat Rasul yang paling mulia, yang
memiliki derajat yang sangat tinggi dan
berjuta keistimewaan yang tidak bisa
diucapkan dengan kata-kata.
Rasulullah menganjurkan kepada umat
Islam agar sering kali melakukan ziarah kubur
untuk mengingat kematian dan hari akhir,
lebih-lebih ziarah ke makam beliau yang
sangat mulia dan penuh berkah. Pengaruhnya
pasti akan sangat besar sekali di hati orangorang
yang sadar. Orang yang berdiri dan
mengucapkan salam kepada beliau shallallahu
‘alaihi wasallam dengan sopan santun dan
www.darulfatwa.org.au
penghormatan yang tinggi, ia akan mengingat
kesabaran beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
dalam menghadapi rintangan dakwah,
mengeluarkan manusia dari kegelapan
menuju cahaya iman, akhlaq terpuji yang
dicontohkannya, kerusakan yang beliau
hapuskan, syari’at yang beliau bawa yang
wajib diikuti yang menunjukkan kepada
kebaikan dan menyingkirkan segala
kebejatan. Tidak salah lagi, ziarah ke makam
Rasul dan dua orang sahabat beliau (Abu Bakr
dan Umar) yang dengan gigih membantu
beliau sampai titik darah penghabisan adalah
termasuk perbuatan yang sangat agung yang
bisa mendekatkan diri kepada Allah.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar