Sabtu, 17 November 2012

TAHAJJUD DAN ISTIGHFAR DI MALAM HARI



Di antara ibadah sunnah yang sangat ditekankan dalam Islam adalah shalat Tahajjud. Demikian di­te­kankannya Tahajjud, sampai-sampai secara khusus disebutkan dalam Al-Quran dan disebutkan pula keutamaan bagi orang yang melakukannya.
Selain Tahajjud, istighfar pun sangat dianjurkan untuk selalu dilakukan. Da­lam ungkapannya berikut ini pengarang menekankan kedua hal tersebut. Marilah kita simak dengan seksama apa yang dikatakan oleh pengarang dan penjelas­annya dari pensyarah.
Pengarang mengatakan:
Apabila engkau terbangun di malam hari,  Tahajjud-lah
Dan istighfarlah untuk orang-orang mukmin dan merataplah
Penjelasan Pengasuh
Maksudnya: apabila engkau ter­ba­ngun dari tidur di malam  hari, lakukanlah shalat sunnah meski hanya satu rakaat, sebagaimana yang dikatakan Syaikh Asy-Syibramalisi. Dua rakaat di tengah malam merupakan harta simpanan dari simpanan-simpanan kebaikan. Maka perbanyaklah simpanan-simpanan ke­baikan untuk hari kebutuhanmu, yaitu hari ketika tak ada kerabat yang dapat memberikan manfaat bagimu dan tiada penolong yang dapat membantumu.
Nabi SAW bersabda kepada Abu Dzar RA, “Jika engkau hendak bepergi­an, apakah engkau mempersiapkan per­lengkapan untuk itu?”
Abu Dzar menjawab, “Ya.”
Nabi bersabda, “Lalu bagaimana de­ngan kepergian menempuh hari Kiamat? Inginkah engkau aku beri tahukan, wahai Abu Dzar, sesuatu yang dapat berguna bagimu di hari itu?”
Abi Dzar berkata, “Tentu, wahai Rasulullah.”
Nabi bersabda, “Berpuasalah di hari yang sangat panas untuk hari kebang­kit­an, shalatlah dua rakaat di kegelapan malam untuk menghadapi kecemasan di dalam kubur, berhajilah dengan haji yang sempurna untuk perkara-perkara berat (di akhirat), bersedekahlah dengan sedekah yang baik kepada orang miskin atau dengan ucapan benar yang engkau ucapkan, atau dengan meninggalkan ucapan yang buruk.”
Nabi SAW juga bersabda, “Laku­kanlah oleh kalian shalat malam, karena hal itu merupakan  kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian,  pendekat­an diri kepada Allah Ta`ala, pencegah dari dosa, penghapus segala kesalahan, dan penolak penyakit dari tubuh.”
Beliau juga bersabda, “Dua rakaat di tengah malam yang dilakukan oleh se­orang anak Adam  lebih baik daripada dunia dan seisinya. Dan jika saja tidak memberatkan umatku, niscaya aku me­wajibkan dua rakaat shalat malam ter­sebut kepada mereka.”
Diriwayatkan bahwa Allah membang­gakan orang-orang yang melakukan shalat malam kepada para malaikat. Allah berfirman, “Lihatlah hamba-hamba-Ku. Sungguh mereka telah melakukan shalat di kegelapan malam, sehingga tidak ada yang melihat mereka selain Aku. Aku bersaksi kepada kalian bahwa­sanya Aku mempersilakan mereka me­nempati negeri kemuliaan-Ku.”
Kemudian setelah shalat, mohon ampunlah untuk orang-orang beriman, laki-laki dan perempuan. Nabi SAW ber­sabda, “Barang siapa memohonkan ampunan kepada Allah bagi orang-orang beriman laki-laki dan perempuan, nis­caya, dari setiap orang beriman laki-laki dan perempuan, Allah menuliskan bagi­nya satu kebaikan.”
Nabi SAW juga bersabda, “Barang siapa memohon ampun kepada Allah setiap hari sebanyak 70 kali, niscaya ia tidak ditulis tergolong para pendusta. Dan barang siapa memohon ampun di setiap malam sebanyak 70 kali, niscaya ia tidak ditulis tergolong orang-orang yang lalai.”
Beliau juga bersabda, “Barang siapa memohon ampunan untuk orang-orang ber­iman laki-laki dan orang-orang ber­iman perempuan setiap hari sebanyak 27 kali, niscaya ia termasuk orang-orang yang mustajab doanya dan penghuni bumi diberikan rizqi sebab doa mereka.”
Di dalam hadits lain Nabi SAW ber­sabda, “Barang siapa memohon ampun­an kepada Allah setiap usai shalat se­banyak tiga kali, lalu ia mengucapkan:
Astaghfirullahal-ladzi la ilaha illa huwal hayyal-qayyuuma wa atubu ilayh
‘Aku memohon ampunan kepada Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, Dzat Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya’
niscaya akan diampuni dosanya, meski­pun ia  telah melarikan diri dari pepe­rangan.”
Dan menangislah atas dosa-dosamu dan kekuranganmu dalam ibadah, se­bagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Ali An-Najjariy:
Sucikanlah hati dari segala kotoran
Obatnya adalah tangisanmu di waktu-waktu sahur
Yakni, kosongkanlah hatimu dari ma­suknya ke dalam hati perkara-per­kara yang dapat mengotorinya, seperti dengki, sombong, bangga diri, pebuatan menipu, riya’, cinta kepemimpinan dan pangkat, banyak bicara dan tawa canda.
Obat penawar hati tersebut adalah menangis di akhir malam, karena waktu tersebut adalah waktu kemuliaan dan saat turunnya rahmat-rahmat. Sebagai­mana disebutkan dalam hadits shahih dari Jabir, Nabi SAW bersabda, “Se­sungguhnya di malam hari ada satu waktu yang tidaklah bertepatan pada waktu itu seorang muslim memohon ke­baikan kepada Allah Ta`ala, melainkan Allah pasti akan memberikannya kepada hamba itu.”
Dan dalam riwayat lain, “Sesungguh­nya di malam hari ada satu waktu yang tidaklah  bertepatan pada waktu itu se­orang muslim meminta kepada Allah kebaikan-kebaikan urusan dunia dan akhirat melainkan Allah pasti memberi­kannya kepada hamba itu.”
Waktu tersebut ada di setiap malam, maka seyogianya bagi manusia agar “mendesak” (memohon dengan amat sangat) dalam berdoa untuk dirinya dan untuk orang lain, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang demi­kian dalam berdoa.
Pengajian Kitab Kuning: Hidayah Al-Adzkiya’
Karya Syaikh Zainuddin Al-Malibari
Diasuh oleh: K.H. Saifuddin Amsir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar