“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yg beriman yaitu orang-orang yg khusyu’ dalam sembahyangnya dan orang yg menjauhkan diri dari yg tiada berguna dan orang-orang yg menunaikan zakat dan orang-orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yg mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
Barangsiapa mencari yg di balik itu maka
mereka itulah orang-orang yg melampaui batas. Dan orang-orang yg memelihara
amanat-amanat dan janjinya dan orang-orang yg memelihara shalat. Mereka itulah
orang-orang yg akan mewarisi.”
Ilmu jiwa agama adalah suatu bidang disiplin ilmu yg berusaha mengeksplorasi perasaan dan pengalaman dalam kehidupan seseorang. Penelitian itu didasarkan atas dua hal yaitu sejauh mana kesadaran beragama dan pengalaman beragama . Apabila standar itu kita coba terapkan pada seseorang yg secara spesifik beragama Islam maka akan kita lihat beberapa standar diantaranya Al-Qur’an dan As-Sunnah dan penjelasan para ulama.
AL-QUR’AN
Kriteria yg diberikan oleh Al-Qur’an bagi mereka yg dikategorikan orang yg matang beragama Islam cukup bervariasi.
Seperti pada sepuluh ayat pertama
pada Surah Al-Mu’minun dan bagian akhir dari Surah Al-Furqan.
1. Mereka yang khusyu’ shalatnya
2. Menjauhkan diri dari tiada berguna
3. Menunaikan zakat
4. Menjaga kemaluannya kecuali kepada
isteri-isteri yg sah
5. Jauh dari perbuatan melampaui batas
6. Memelihara amanat dan janji yg
dipikulnya
7. Memelihara shalatnya
8. Merendahkan diri dan bertawadlu’
9. Menghidupkan malamnya dengan
bersujud
10. Selalu takut dan meminta ampunan
agar terjauh dari jahanam
11. Membelanjakan hartanya secara tidak
berlebihan dan tidak pula kikir
12. Tidak menyekutukan Allah tidak
membunuh tidak berzina
13. Suka bertaubat tidak memberi
persaksian palsu dan jauh dari perbuatan sia-sia
14. memperhatikan Al-Qur’an bersabar dan
mengharap keturunan yg bertaqwa
AS-SUNNAH
Rasulullah SAW memberikan batas
minimal bagi seorang yg disebut muslim yaitu disebut muslim itu apabila
muslim-muslim lain merasa aman dari lidah dan tangannya . Sementara ciri-ciri
lain disebutkan cukup banyak bagi orang yg meningkatkan kualitas keimanannya.
Sehingga tidak jarang Nabi SAW menganjurkan dgn cara peringatan seperti
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya hendaknya dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya
sendiri” . “Tidak beriman seseorang sampai tetangganya merasa aman dari
gangguannya” .
“Tidak beriman seseorang kepada
Allah sehingga dia lbh mencintai Allah dan Rasul-Nya dari pada kecintaan
lainnya..” .
Dengan demikian petunjuk-petunjuk
itu mengarahkan kepada seseorang yg beragama Islam agar dia menjaga lidah dan
tangannya sehingga tidak mengganggu orang lain demikian juga dia menghormati
tetangganya saudara sesama muslim dan sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Ringkas kata dia berpedoman kepada petunjuk Al-Qur’an dan mengikuti contoh
praktek Rasulullah SAW sehingga dia betul-betul menjaga hubungan “hablum
minallah” dan “hablum minannaas” .
Peringatan shahabat Ali r.a. bahwa
klimaks orang ciri keagamaannya matang adl apabila orang tersebut bertaqwa
kepada Allah SWT.
Dan inti taqwa itu ada empat menurut Ali r.a.
1.
Mengamalkan
isi Al-Qur’an
2.
Mempunyai
rasa takut kepada Allah sehingga berbuat sesuai dgn perintah-Nya dan
meninggalkan larangan-Nya
3.
Merasa
puas dgn pemberian atau karunia Allah SWT meskipun terasa sedikit
4.
Persiapan
utk menjelang kematian dgn meningkatkan kualitas keimanan dan amal shaleh
Sedangkan Ibnul Qoyyim ulama abad ke 7 menyebutkan 9
kriteria bagi orang yg matang beragama Islamnya.
1.
Dia
terbina keimanannya yaitu selalu menjaga fluktualitas keimanannya agar selalu
bertambah kualitasnya
2.
Dia
terbina ruhiyahnya yaitu menanamkan pada dirinya kebesaran dan keagungan Allah
serta segala yg dijanjikan di akherat kelak sehingga dia menyibukkan diri utk
meraihnya
3.
Dia
terbina pemikirannya sehingga akalnya diarahkan utk memikirkan ayat-ayat Allah
Al-Kauniyah dan Al-Qur’aniyah .
4.
Dia
terbina perasaannya sehingga segala ungkapan perasaan ditujukan kepada Allah
senang atau benci marah atau rela semuanya krn Allah.
5.
Dia
terbina akhlaknya dimana kepribadiannya di bangun diatas pondasi akhlak mulia
sehingga kalau berbicara dia jujur bermuka manis menyantuni yg tidak mampu
tidak menyakiti orang lain dan berbagai akhlak mulia
6.
Dia
terbina kemasyarakatannya krn menyadari sebagai makhluk sosial dia harus
memperhatikan lingkungannya sehingga dia berperan aktif mensejahterakan
masyarakat baik intelektualitasnya ekonominya kegotang-royongannya dan
lain-lain
7.
Dia
terbina keamuannya sehingga tidak mengumbar kemauannya ke arah yg distruktif
tetapi justru diarahkan sesuai dgn kehendak Allah. Kemauan yg mendorongnya
selalu beramal shaleh
8.
Dia
terbina kesehatan badannya krn itu dia memberikan hak-hak badan utk ketaatan
kepada Allah krn Rasulullah SAW bersabda “Orang mukmin yg kuat itu lbh baik
dan dicintai Allah daripada mukmin yg lemah”
9.
Dia
terbina nafsu seksualnya yaitu diarahkan kepada perkawinan yg dihalalkan Allah
SWT sehingga dapat menghasilkan keturunan yg shaleh dan bermanfaat bagi agama
dan negara.
Demikian secara ringkas kami paparkan kriteria ideal utk
mengetahui dan mengukur sejauh mana kematangan beragama Islam seseorang.
Sengaja kami batasi agama Islam krn pembahasan ciri-ciri beragama secara umum
terlalu luas. Dan perlu kita ingat dalam kondisi masyarakat yg komplek dgn
problematika kehidupannya maka sungguh orang yg beragamalah yg akan terhindar
dari penyakit stress kata Robert Bowley.
Referensi
Al-Qur’an dan terjemahannya Yayasan Penyelenggara
Penterjemah / Penafsir Al-Qur’an
Hadits-hadits Nabi yg terkumpul dalam Shahih Bukhari Muslim
dan lain-lain
Ilmu Jiwa Agama Prof. DR. Zakiah Derajat Bulan Bintang
Jakarta cet. 15 1996
Al-Fikrut Tarbawi ‘Inda Ibnil Qoyyim Dr. Hasan bin Ali bin
Hasan Al-Hajjaji Darul Hafidz Jeddah cet. I 1408 H - 1988 M.
Oleh
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar